DIVERSITAS POHON SEKITAR ALIRAN MATA AIR DI
KAWASAN
PULAU
MOYO NUSA TENGGARA BARAT
Trimanto
Kebun Raya
Purwodadi - LIPI
triman.bios08@gmail.com
Abstrak
Jenis tumbuhan di
sekitar aliran mata air di kawasan hutan
Pulau Moyo berperan dalam menjaga kestabilan aliran mata air. Keberadaan
tumbuhan tersebut turut berperan dalam menjaga ketersediaan air di kawasan
tersebut. Aliran mata air dikawasan hutan dalam musim kemarau tetap ada dan
aliran tersebut masuk dalam kawasan masyarakat. Warga memanfaatkan ketersediaaan
air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk
mengatahui jenis-jenis tumbuhan di sekitar aliran mata air di kawasan hutan
Pulau Moyo. Penelitian dilakukan dengan cara metode jelajah dengan mendata
setiap jenis tumbuhan yang terdapat di tepi aliran mata air tersebut. Hasil
penelitian menunjukan bahwa tercatat setidaknya ada 32 jenis pohon yang berada
di kawasan aliran mata air dan rata rata berhabitus pohon besar. Jenis yang
sering ditemukan adalah marga Ficus dan keluarga Moraceae. Secara keseluruhan
kondisi aliran mata air di kawasan hutan tersebut adalah jernih.
Kata Kunci:
Mata Air, Pulau Moyo, Diversitas
I.
PENDAHULUAN
Air merupakan benda alam yang sangat esensial bagi
kehidupan manusia. Karakteristik mata air ditentukan oleh aspek hidrologis
yaitu vegetasi yang terdapat didalamnya. Degradasi hutan dan lahan semakin meluas sebagai akibat penambahan jumlah
penduduk yang memerlukan lahan untuk sandang, pangan, papan dan energi. Pengurangan
areal hutan untuk pertanian dan konversi lahan pertanian untuk bangunan akan
menurunkan resapan air hujan. Hubungan timbal balik antara alam yang
meliputi, vegetasi, tanah , air dan manusia turut berperan dalam kelestarian
dari daerah aliran sungai (Dephut, 2008).
Kawasan hutan di Pulau Moyo Nusa Tenggara Barat
memiliki aliran mata air yang membentuk sungai besar. Keberadaan pohon-pohon di
sekitar kawasan mata air ini menarik untuk dipelajari. Nusa Tenggara merupakan biogeografi yang terletak di dalam wilayah Wallacea.
Kondisi tersebut menyebabkan flora
dan faunanya sangat beragam (Monk, et al. 1997).
Berbagai
penelitian mengungkap bahwa pohon pohon besar berperan dalam konservasi mata
air. Keberadaan pohon besar ini dapat menyerap dan menyimpan air hujan dalam
waktu yang lama. Tumbuhan diduga memiliki kemampuan hydraulic conductance,
kemampuan tanaman dalam menyerap air dalam jumlah yang besar di malam hari
untuk disebarkan ke permukaan dan selanjutnya saat pagi hari akan diserap kembali untuk proses
metabolismenya (Larcher, 1995).
Keadaan lapangan di Pulau Moyo merupakan lipatan
yang beregelombang sampai berbukit dengan lereng yang tidak begitu curam. Hanya
dibeberapa tempat terdapat lereng lereng yang cukup terjal. Di kawasan ini
terdapat sungai yang terbentuk dari aliran mata air yang oleh masyarakat
disebut dengan Brang yang berarti sungai. Beberapa sungai tersebut antara lain
Brang Rea, Brang Koa, Brang Stema, Brang Surengale, Brang Sitomang, Brang
Sibotok, dan Brang Sangelo. Pada daerah ini terdapat tanah-tanah datar dengan
ketinggian yang berbeda beda, sehingga seolah terlihat tanah dengan ketinggian
yang berbeda. Puncak tertinggi kawasan ini adalah 600 m dpl. Beberapa sungai
yang bermuara menuju sampai ke laut. (Simbolon, 1973).
Kajian keragaman jenis pohon disekitar aliran sungai
yang terbentuk dari mata air di Pulau Moyo menarik untuk dilakukan. Peran
masyarakat terhadap pelestraian jenis pohon ikut memberikan andil dalam
konservasi mata air yang oleh masyarakat digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Salah satu cara yang dapat diterapkan agar aliran mata air dapat terus terjaga
adalah dengan konservasi vegetatif yaitu mengkonservasi jenis pohon-pohon yang
berada pada kawasan mata air (Kustamar dkk, 2010). Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui keragaman jenis pohon-pohon besar yang terdapat pada sepanjang
aliran mata air di kawasan Pulau Moyo Nusa Tenggara Barat. Pendataan jenis
pohon diharapkan dapat membantu untuk pelestarian jenis-jenis pohon tersebut.
II.
METODE
PENELITIAN
Penelitian
dilakukan di Pulau Moyo, Nusa Tenggara Barat pada bulan April 2013. Penelitian
dilakukan dengan metode jelajah yaitu dengan mendata jenis tumbuhan yang
berhabitus pohon pada kawasan aliran mata air di Pulau Moyo. Data pohon yang
diambil adalah pohon- pohon besar (diameter lebih dari 10 cm) dan berada pada
tepi aliran mata air. Pembuatan herbarium diperlukan untuk identifikasi. Dokumentasi
dilakukan untuk mengetahui kondisi aliran mata air dan jenis-jenis pohon yang
terdapat pada kawasan tersebut. Metode wawancara digunakan untuk mengetahui
pemanfaatan air oleh masyarakat dan mengetahui perananan masyarakat terhadap
konservasi aliran mata air tersebut.
III.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Jenis tumbuhan di sekitar
aliran mata air di kawasan hutan Pulau Moyo berperan dalam menjaga kelestarian aliran mata
air. Keberadaan tumbuhan tersebut turut berperan dalam menjaga ketersediaan air
di kawasan tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa tercatat setidaknya ada
32 jenis pohon yang berada di
kawasan aliran mata air dan rata rata berhabitus pohon-pohon besar dengan diameter lebih dari 30 cm. Jenis pohon besar sering ditemukan adalah marga Ficus dan keluarga Moraceae. Ficus
varegata merupakan spesies yang
sering di ketemukan di sepanjang tepi aliran mata air. Pada sekitar aliran juga
sering ditemukan jenis jenis herba seperti Homalomena
rubescens, Xanthosoma spp, dan beberapa jenis paku pakuan (Adiantum dan Pteris).
Jenis herba yang diketemukan di sekitar mata air memang tidak banyak. Jenis
Pohon pohon besar lebih mendominasi pada kawasan ini. Jenis-jenis pohon sepanjang
aliran mata air dikawasan ini memang sangat beragam. Pulau Moyo memang pulau
dengan dataran yang rendah. Jenis-jenis tumbuhan di kawasan ini merupakan jenis
yang rata-rata ditemukan pada kawasan rendah kering. Jenis spesies pada kawasan
mata air di dataran rendah lebih tinggi dibandingkan dengan keragaman spesies
pada dataran tinggi (Sofiah dkk, 2010)
Jenis Jenis pohon-pohon
yang terdapat pada kawasan sepanjang tepi aliran mata air tersebut tumbuh
dengan subur. Ketersediaan air pada kawasan tersebut menyebabkan tumbuhan dapat
tumbuh dengan optimal. Beberapa jenis pohon di sepanjang aliran sungai yang terbentuk dari
aliran mata air berbuah lebat. Ficus
variegata, Nauclea diderrichii, Ficus racemosa, Phyllanthus emblica, Calophyllum
inophyllum dapat menghasilkan buah banyak disepanjang aliran mata air. Beberapa jenis buah-buahan tersebut dimanfaatkan
masyarakat.
Tabel 1. Jenis Pohon di sekitar aliran mata air kawasan
hutan Pulau Moyo
No
|
Nama
spesies
|
Famili
|
1
|
Ficus
racemosa
|
Moraceae
|
2
|
Ficus
variegata
|
Moraceae
|
3
|
Anthocephalus
chinensis
|
Rubiaceae
|
4
|
Schleichera
oleosa
|
Sapindaceae
|
5
|
Protium
javanicum
|
Burseraceae
|
6
|
Streblus
asper
|
Moraceae
|
7
|
Inocarpus
fagiferus
|
Fabaceae
|
8
|
Calophyllum
inophyllum
|
Clusiaceae
|
9
|
Peltophorum
inerme
|
Fabaceae
|
10
|
Psidium
guajava
|
Myrtaceae
|
11
|
Alstonia
spectabilis
|
Apocynaceae
|
12
|
Artocarpus
altilis
|
Moraceae
|
13
|
Artocarpus
anisophyllus
|
Moraceae
|
14
|
Pandanus
tectorius
|
Pandanaceae
|
15
|
Kleinhovia
hospita
|
Sterculiaceae
|
16
|
Sterculia
foetida
|
Sterculiaceae
|
17
|
Mangifera
indica
|
Anacardiaceae
|
18
|
Moringa
oleifera
|
Moringaceae
|
19
|
Tectona
grandis
|
Verbenaceae
|
20
|
Nauclea diderrichii
|
Rubiaceae
|
21
|
Ficus
septica
|
Moraceae
|
22
|
Mallotus
moritzianus
|
Euphorbiaceae
|
23
|
Barringtonia
racemosa
|
Lecythidaceae
|
24
|
Ficus
superba
|
Moraceae
|
25
|
Ceiba
petandra
|
Bombacaceae
|
26
|
Gigantochloa
atter
|
Poaceae
|
27
|
Pterospermum
diversifolium
|
Sterculiaceae
|
28
|
Antiaris
toxicarya
|
Moraceae
|
29
|
Syzygium
sp
|
Myrtaceae
|
30
|
Phyllanthus
emblica
|
Euphorbiaceae
|
31
|
Dysoxylum sp
|
Meliaceae
|
32
|
Acmena
acuminatissima
|
Myrtaceae
|
Pada marga Ficus rata
rata berdiameter batang cukup besar (diatas 50 cm). Jenis Ficus merupakan
tumbuhan yang memiliki perakaran yang dalam dan tipe kanopi rapat sehingga
dapat mengkonservasi tanah dan air di sekitar kawasan mata air (Fiqa dkk,
2005). Alstonia spectabilis yang
dikenal kayu batu dengan batang berdiameter besar juga banyak ditemukan pada
kawasan ini. Kayu batu merupakan jenis pohon yang dimanfaatkan masyarakat untuk
bangunan. Jenis pohon ini pada kawasan aliran air tetap dilestarikan
masyarakat. Jenis bambu yang banyak terdapat pada kawasan aliran mata air
adalah Gigantochloa atter yang mampu
bertunas dan tumbuh dengan subur pada kawasan aliran mata air. Jenis bambu
merupakan jenis tumbuhan yang bernilai ekonomi dan penting bagi pelestarian
tanah dan air (Solikin, 2000). Beberapa jenis tumbuhan sengaja ditanam oleh
msyarakat untuk mengurangi adanya pengikisan oleh derasnya aliran air seperti
jenis tanaman budidaya yaitu Tectona
grandis (jati) dan Mangifera indica
(mangga). Jenis Pandanus tectorius
dan Calophyllum inophyllum banyak
terdapat di kawasan aliran mata air yang mendekati kawasan pantai.
Aliran mata air
dikawasan hutan dalam musim kemarau tetap ada dan aliran tersebut masuk dalam
kawasan masyarakat. Aliran mata air di kawasan hutan membentuk aliran sungai
yang besar. Kawasan topografi hutan yang paling tinggi adalah 600 m dpl. Aliran
mata air tersebut mengalir ke daratan yang lebih rendah. Di sepanjang aliran
mata air terdapat pohon pohon besar dengan akar yang dan besar menjaga
pengikisan tanah dari aliran air tersebut. Pada beberapa kawasan, air mengalir dengan
sangat deras. Secara keseluruhan kondisi aliran mata air di kawasan hutan
tersebut adalah jernih. Beberapa aliran mata air yang mengalir sepanjang tahun
antara lain Brang Rea, Brang Sibaru, Brang Koa dan Brang Stema. Sungai sungai
trsebut terbentuk oleh aliran mata air yang sangat deras aliranya. Keberadaan
pohon-pohon besar di dalam kawasan hutan menurut masyarakat berperan dalam
menyediakan aliran mata air tersebut tetap ada walaupun di musim kemarau.
Masyarakat memanfaatkan
aliran mata air yang besar ini sebagai kebutuhan sehari-hari. Ketersediaan air
tersebut merupakan kebutuhan pokok masyarakat karena mereka jarang memiliki
sumur. Pemanfaatan air pada kawasan tersebut memang belum optimal. Masyarakat
di pulau ini tetap mempertahankan keberadaan pohon-pohon besar di sepanjang
aliran mata air tersebut sebab mereka yakin bahwa pohon besar tersebut mampu
menjaga ketersediaan air bersih yang meraka gunakan setiap harinya. Menurut
Siswandi dkk, (2011) keraifan lokal masyarakat yang berupa nilai-nilai, etika,
moral yang didalamnya mengandung larangan dan anjuran turut berperan dalam
menjaga dan melestarikan mata air.
I.
KESIMPULAN
Tercatat setidaknya ada
32 jenis pohon dan yang berada pada tepi aliran mata air di Pulau Moyo Nusa
Tenggara Barat. Jenis Ficus dan keluarga Moraceae merupakan jenis yang banyak
diketemukan dengan habitus pohon dengan diameter batang yang besar. Kondisi
aliran mata air adalah jernih dan aliran mata air tersebut membentuk sungai
besar. Aliran mata air tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kebutuhan
sehari-hari sehingga warga masyarakat berusaha menjaga kelestarian dari pohon-pohon
di sekitar aliran mata air dengan harapan mata air tersebut akan tetap ada di
musim kemarau.
II.
DAFTAR
PUSTAKA
Departmen
Kehutanan. 2010. Kerangka Kerja Pengelolaan Daerah Aliran Sungai di Indonesia
(Amanah instruksi Presiden No.5 Tahun 2008 Tentang Fokus Program Ekonomi Tahun
2008-2009). Jakarta
Fiqa
A.P, E Arisoesilaningsih dan Soejono. 2005. Konservasi Mata Air DAS Brantas
Memanfaatkan Diversitas Flora Indonesia. Seminar Basic Science II. Unibraw.
Malang
Kustamar,
Parianom B., Sukowiyono G, Arniati T. 2010. Konservasi Mata Air Berbasis
Partisipasi Masyarakat Di Kota Batu Jawa Timur. Dinamika Teknik Sipil. 10 (2): 144-149
Larcher
W.1995. Physiological Plant Ecology. Third Edition. Springer. Austria.
Monk, K. A., V. De Freter, G.
Reksodihardjo – Lilley. 1997.
The Ecology of Nusa Tenggara and Maluku (The Ecology of Indonesia Series Volume
V). Periplus Edition. Singapore.
Simbolon.
1973. Laporan Penataan Batas Suaka Marga Satwa Pulau Moyo. Direktorat Jendral
Kehutanan. Brigade VIII Planologi Kehutanan Nusa Tenggara.
Siswandi,
Taruna T, Purnaweni H. 2011. Kearifan Lokal dalam Melestarikan Mata Air (Studi
Kasus di Desa Purwogondo, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal). Jurnal Ilmu
Lingkungan. 9(2):63-68
Sofiah
S. dan Fika A.B. 2010. Jenis-jenis Pohon di Sekitar Mata Air Dataran Tinggi dan
Rendah (Studi Kasus Kabupaten Malang). Jurnal Berkala Penelitian Hayati Edisi
Khusus : 4A (1-3).
Solikin
2000. Peranan Konservasi Flora dalam Pelestarian Sumber Daya Air di Indonesia.
Jurnal Natural 4(2):117-123
Tidak ada komentar:
Posting Komentar